Jumat, 03 Februari 2023

Keutamaan Bulan Rojab Dan Hadits Tidak Shahih Seputar Keutamaan Bulan Rojab

 






Keutamaan Bulan Rojab Dan Hadits Tidak Shahih Seputar Keutamaan Bulan Rojab

     Setahu kita tiada dalil shahih yang menerangkan keutamaan bulan Rajab kecuali dalil yang menyatakan bahwa Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram/suci. Dalil tersebut adalah firman Allah Ta’ala,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36). Dan hadits Nabi shallallahualaihi wa sallam dari Abu Bakrah :

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Jadi Rajab salah satu diantaranya. Inilah yang menjadikan Rajab adalah bulan yang istimewa. Ibadah di dalamnya bernilai besar pahalanya, sebagaimana dosa juga besar nilainya, dibanding yang dilakukan di luar bulan Rajab dan tiga bulan haram lainnya.

Peringatan Keras Berdusta Atas Nabi Dan Larangan Menyebarkan Hadits Tidak Shahih (Lemah/Palsu)

     Dalam hadits dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَدّثَ عَنِّي بِحَديثٍ يُــرَي أَنّه كَذِبٌ فَهو أَحَدُ الكَاذِبِين

“Barang siapa yang menyampaikan suatu hadits dariku, sementara dia menyangka bahwasanya hadits tersebut dusta maka dia termasuk di antara salah satu pembohong.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya, 1/7, Ibnu Majah dalam sunannya no. 43).

     Imam Ibn Hibban dalam Al-Majruhin (1/9) mengatakan :

فكل شاك فيما يروي أنه صحيح أو غير صحيح داخل في الخبر

“Setiap orang yang ragu terhadap hadits yang dia riwayatkan, apakah hadits tersebut shahih ataukah tidak shahih (dhaif), tercakup dalam ancaman hadits ini.” (Dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hlm. 160).

    Mari kita renungkan, ketika orang yang menyampaikan sebuah hadits, sementara dia ragu terhadap keabsahan hadits tersebut, shahih ataukah dhaif, dan dia tetap menyampaikan hadits itu tanpa memberikan keterangan statusnya maka orang semacam ini termasuk dalam ancaman, disebut sebagai pendusta.

Hadits Tidak Shahih (Lemah/Palsu) Seputar Keutamaan Bulan Rajab

     Ibnu Hajar rahimahullah pernah menegaskan dalam buku beliau “Tabyin Al-‘ajab bima Warada fi Fadhli Rajab” (Menyingkap keheranan riwayat-riwayat tentang keutamaan bulan Rajab),

لم يرد في فضل شهر رجب، ولا في صيامه، ولا في صيام شيء منه معين، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة

"Tak ada hadis shahih yang dapat dijadikan argument yang menerangkan keutamaan bulan Rajab, tidak tentang puasanya atau tentang keutamaan puasa khusus di bulan itu, tidak juga tentang shalat malam yang dikhususkan pada bulan itu." (lihat Tabyin Al-‘ajab, hal. 11)

     Berikut kita akan sebutkan beberapa hadis dhaif dan palsu yang banyak disebarkan masyarakat terkait bulan Rajab, beserta penjelasan sisi kelemahannya.

Hadits Pertama :

إن في الجنة نهراً يقال له رجب ماؤه أشد بياضاً من اللبن وأحلى من العسل من صام يوماً من رجب سقاه الله من ذلك النهر

“Sesungguhnya di Jannah ada sebuah sungai, namanya sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab maka Allah akan memberi minum orang ini dengan air sungai tersebut.”
     Al-Hafidz menjelaskan, "Hadis ini disebutkan Abul Qosim At Taimi dalam At Targhib wat Tarhib, al Ashbahani dalam kitab Fadlus Shiyam, dan al Baihaqi dalam Fadhail Auqat, serta Ibnu Syahin dalam at-Targhib wa Tarhib." (lihat Tabyin al-Ajab, hlm 9)
     Ibnul Jauzi mengatakan dalam al Ilal al Mutanahiyah, “Dalam sanadnya terdapat banyak perawi yang tidak dikenal, sanadnya dhaif secara umum, namun tidak sampai untuk dihukumi palsu. (al Ilal al Mutanahiyah, 2/65)

Hadits Kedua:

      Hadits yang menyebutkan doa,

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

"Allahumma baarik lanaa fii rajabin wa sya’baana wa ballighnaa Ramadhaana." (“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.”)
     Hadits ini diriwayatkan Ahmad dalam musnadnya no. 2346. dan di sanadnya terdapat perawi Zaidah bin Abi Raqqad. Tentang para perawi ini, Imam Bukhari dan an-Nasai memberi komentar, “Munkarul hadis”. Abu Daud mengatakan, “Saya tidak mengenal haditsnya.” Sementara Abu Hatim menjelaskan, “Zaidah meriwayatkan dari Ziyadah An Numairi dari Anas, beberapa hadis marfu’ yang munkar. Saya tidak mengenal haditsnya maupun hadits Ziyadah an-Numairi.”
     Tentang Ziyadah An Numairi. Beliau dinilai dhaif oleh Ibnu Main dan Abu Daud. Abu Hatim mengatakan, “Haditsnya bisa ditulis tapi tidak bisa dijadikan pendukung.”
     Syuaib al-Arnauth menegaskan sanad hadits ini dhaif, lalu beliau menyebutkan sisi cacat hadits ini sebagaimana keterangan di atas. (Tahqiq Musnad Ahmad, 4/180).

Hadits Ketiga :

فضل رجب على سائر الشهور كفضل القرآن على سائر الأذكار

"Keutamaan Rajab dibanding bulan yang lain, seperti keutamaan Al Qur’an dibanding dzikir yang lain."
     Ibn Hajar mengatakan, Perawi dalam sanad hadits ini tsiqqah, selain as Saqathi. Dialah penyakit dan orang yang terkenal sebagai pemalsu hadits. (Tabyinul Ajab, hlm. 17)

Hadits Keempat : sholat Raghaib

رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي … ولكن لا تغفلوا عن أول ليلة جمعة من رجب فإنها ليلة تسميها الملائكة الرغائب ، وذلك أنه إذا مضى ثلث الليل لا يبقى ملك مقرب في جميع السموات والأرض ، إلا ويجتمعون في الكعبة وحواليها ، فيطلع الله عز وجل عليهم اطلاعة فيقول : ملائكتي سلوني ما شئتم ، فيقولون : يا ربنا حاجتنا إليك أن تغفر لصوم رجب ، فيقول الله عز وجل: قد فعلت ذلك . ثم قال صلى الله عليه وسلم : وما من أحد يصوم يوم الخميس ، أول خميس في رجب ، ثم يصلي فيما بين العشاء والعتمة ، يعني ليلة الجمعة ، ثنتي عشرة ركعة …….

"Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadlan bulan umatku… namun janganlah kalian lupa dengan malam jum’at pertama bulan Rajab, karena malam itu adalah malam yang disebut oleh para malaikat dengan Ar Raghaib. Di mana apabila telah berlalu sepertiga malam, tidak ada satupun malaikat yang berada di semua lapisan langit dan bumi, kecuali mereka berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya. Kemudian Allah melihat kepada mereka, dan berfirman: Wahai malaikatKu, mintalah apa saja yang kalian inginkan. Maka mereka mengatakan: Wahai Tuhan kami, keinginan kami adalah agar engkau mengampuni orang yang suka puasa Rajab. Allah berfirman: Hal itu sudah Aku lakukan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang berpuasa hari kamis pertama di bulan Rajab, kemudian shalat antara maghrib sampai isya’ – yaitu pada malam jum’at – dua belas rakaat…”
     Hadits ini palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/124 – 126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ajab, hal. 22 – 24, dan As Syaukani dalam Al fawaid Al Majmu’ah, hal. 47 – 50)

Hadits Kelima :

من صام ثلاثة أيام من رجب كتب الله له صيام شهر ومن صام سبعة أيام أغلق عنه سبعة أبواب من النار…

"Barang siapa yang berpuasa tiga hari bulan Rajab, Allah catat baginya puasa sebulan penuh. Siapa yang puasa tujuh hari maka Allah menutup tujuh pintu neraka."
     Ibnul Jauzi menyebutkan hadits ini dalam al-Maudlu’at :

هذا حديث لا يصح. وفى صدره أبان. وقال أحمد والنسائي والدارقطني: متروك. وفيه عمرو ابن الازهر. قال أحمد: كان يضع الحديث

Hadits ini tidak shahih. Dalam sanadnya terdapat perawi bernama Aban. Kata Ahmad, Nasai dan Daruquthni, “Perawi matruk (ditinggalkan).” Dalam sanadnya juga ada perawi Amr bin Azhar, dan kata Ahmad, ‘Dia memalsu hadis.’ (al-Maudlu’at, 2/206)

Hadits Keenam :

من صام من رجب وصلى فيه أربع ركعات …. لم يمت حتى يرى مقعده من الجنة أو يرى له

"Siapa yang puasa di bulan Rajab dan shalat empat rakaat…maka dia tidak akan mati sampai dia melihat tempatnya di surga atau dia diperlihatkan."
     As-Syaukani mengatakan,

موضوع وأكثر رواته مجاهيل

Hadis palsu, mayoritas perawinya majhul (tidak dikenal) (al-Fawaid al-Majmu’ah, hlm. 47).

Hadits Ketujuh :

رجب شهر الله الأصم،من صام من رجب يوماً إيماناً واحتساباً استوجب رضوان الله الأكبر

"Rajab adalah bulan Allah al-Asham. Siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, atas dasar iman dan ihtisab (mengharap pahala) maka dia berhak mendapat ridla Allah yang besar."
     Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr an-Naqasy dan al-Hafidz Abul Fadhl Muhammad bin Nashir mengatakan, an-Naqasy adalah pemalsu hadits, pendusta. Ibnul Jauzi, As Shaghani, dan As Suyuthi menyebut hadits ini dengan hadits maudlu’. (al-Lali’ al-Mashnu’ah, 2/114)

Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ?

  Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ? ✍🏻 قال الإمام الشافعي رحمه الله : وأحب كثرة الصلاة على...