Jumat, 02 Agustus 2024

Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ?


 

Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ?

✍🏻 قال الإمام الشافعي رحمه الله : وأحب كثرة الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم في كل حال ، وأنا في يوم الجمعة ، وليلتها أشد استحبابا ، وأحب قراءة الكهف ليلة الجمعة ، ويومها لما جاء فيها .
📖  الأم ١\٢٣٩ - محمد بن إدريس الشافعي

✍🏻  Al-Imam asy-Syafi'i rahimahullahu berkata:

وأحب كثرة الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم في كل حال ، وأنا في يوم الجمعة وليلتها أشد استحباباً ، وأحب قراءة الكهف ليلة الجمعة ويومها لما جاء فيها.

"Aku sangat menyukai memperbanyak shalawat kepada Nabi di setiap saat, dan di hari Jumat dan malamnya aku lebih menyukai untuk memperbanyak membacanya. Dan aku juga menyukai untuk membaca Surat al-Kahfi, di malam Jumat dan siang harinya. Ini berdasarkan dalil-dalil yang datang padanya."
📖  lihat Kitab al-Umm, jilid 1, hlm. 239.

Kamis, 25 Juli 2024

9 Wali Sulthan (Penguasa) Demak Mengikuti Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

9 Wali Sulthan (Penguasa) Demak Mengikuti Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah






9 Wali Sulthan (Penguasa) Demak Mengikuti Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Jangan Menyebarkan Cerita Yang Tak Jelas Sumbernya Tentang 9 Wali Sulthan Demak Sebagaimana Banyak Manusia Menyebarkan Cerita Dusta Tentang Syaikh Abdul-Qodir Al Jailani Rahimahullah

✍🏻  Pembentukan Majelis Dakwah Walisongo di perkirakan terjadi antara tahun 1250 -1404 oleh Sultan-Sultan yang berkuasa dalam penyebaran agama Islam di suatu negara ke negara lain, biasanya terdiri dari 9 Anggota Majelis Dakwah Walisongo segera bergerak ke wilayah India, asia tenggara seperti Vietnam, Malaysia & Indonesia. Berita ini tertulis dalam kitab kanzul'Hum dari ibnu bathutah, lalu dilanjutkan oleh Sunan Gresik & sekarang tersimpan dalam museum Istana Turki Istanbul. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wali_Sanga)

✍🏻  Nama 9 Wali Sultan Demak : (1) Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (wafat tahun 1419), (2) Sunan Ampel atau Raden Rahmat (lahir tahun 1401), (3) Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin (lahir 1442), (4) Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim (1465-1525), (5) Sunan Drajat atau Raden Qasim (lahir tahun 1470), (6) Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq (wafat tahun 1550), (7) Sunan Kalijaga atau Raden Said (lahir 1450), (8) Sunan Muria atau Raden Umar Said, (9) Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (lahir 1450).


Kesulthanan Demak Dan 9 Wali Sulthan Demak


✍🏻  Kesultanan Demak

     Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak. Demak sebelumnya merupakan kadipaten Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, yang merupakan keluarga dinasti Majapahit. (lihat Ricklefs 2008, Raffles 1817 dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak)

     Menurut versi Babad Tanah Jawi, ayah Raden Patah adalah Prabu Brawijaya V, raja Kerajaan Majapahit yang berkuasa antara 1474 hingga 1498. Beliau berguru kepada seorang alim yaitu sunan Ampel. Seiring keruntuhan Kerajaan Majapahit, maka Demak memisahkan diri dari kekuasaan pusatnya. Raden Patah secara resmi mendirikan Kerajaan Demak pada sekitar tahun 1478.

✍🏻  Kesulthanan Demak Tidak Memiliki Istana

     Ada beberapa pendapat tentang keberadaan Keraton Demak. Bekas Keraton Kesultanan Demak itu tidak ada. Kemungkinan ini disimpulkan dari keterangan bahwa Raden Patah menyebarkan Islam di Demak semata-mata untuk kepentingan Islam. Pendirian Masjid Agung Demak yang dilakukan bersama para Walisanga merupakan simbol Kesultanan Demak. Sedangkan kediaman Raden Patah bukan berupa istana megah, melainkan rumah biasa yang diperkirakan berletak di sekitar stasiun kereta api sekarang. Hanya meninggalkan masjid Demak sebagaimana Nabi dan para Khulafaur Rasyidin tidak meninggalkan istana melainkan meninggalkan Masjid Madinah.

✍🏻  Kedudukan Dan Peranan 9 Wali Sulthan Demak

     Yang dimaksud 9 wali ini bukan seperti istilah wali yang biasa dipakai kaum Sufi. Tapi yang dimaksud 9 wali yaitu semacam dewan yang punya peranan sebagai anggota Majelis Syuro Kesultanan Demak Bintoro, ahlul halli wal ‘aqdi, ataupun nuqabâ’ (jamak dari naqîb). Pada umumnya juga menjadi pemimpin sebuah wilayah yang diamanahkan sulthan Demak.

     Selain mendukung pendirian kesulthanan dan membantu membangun Masjid Agung Demak, Wali Songo juga menjadi penasihat kesulthanan, sebagai mufti serta mempunyai peranan besar dalam menyebarkan ajaran Islam. Bahkan, peran Sunan Kudus pada masa Kesulthanan Demak, selain sebagai penasihat kerajaan, juga menjabat sebagai panglima perang dan qodhi/hakim kesultanan. Hal ini sebagaimana para Khalafaur Rosyidin punya semacam Majelis Syuro, penasehat ataupun para pembantu yang memiliki peranan yang semisal.

✍🏻  9 Wali Sulthan Demak Manhaj Dan Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

     Seorang muslim itu hukum asalnya Ahlus Sunnah, sampai diketahui secara pasti bukti penyimpangannya. Banyak hal atau perkara yang menjadi indikasi 9 Wali Sulthan Demak menganut serta mendakwahkan manhaj dan madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Diantaranya :
1.  Berupaya mendakwahkan tauhid, melarang keras perbuatan syirik ataupun berdoa kepada selain Allah.
2.  Mengajak kaum muslimin menunaikan rukun Islam, menegakkan sholat wajib, menjauhi perkara haram (maksiat) dan menjadikan masjid sebagai pusat dakwah.
3.  Melarang dan memperingatkan umat Islam dari amalan bid'ah dalam agama. Bahkan sunan Giri dikenal sebagai tokoh kaum putihan yang tidak toleransi terhadap adat Jawa, karena sangat khawatir jika terjatuh dalam amalan bid'ah. Kesyirikan, muamalah dengan jin, ataupun beragam bid'ah muncul dan kembali berakar kuat setelah runtuhnya kesultanan Demak, terutama di zaman Pajang dan Mataram Islam.
4.  Tidak menganut ajaran Sufi, sebaliknya melarang keras ajaran Sufi. Termasuk paham sesat "Manunggaling Kawulo Gusti" yang didakwahkan oleh syaikh Siti Jenar. Seorang syaikh yang berasal dari daerah Lemahbang (yang artinya tanah merah). Jadi bukan seperti mitos berasal dari cacing tanah kuning. Akibat dianggap menyebarkan paham sesat tersebut, sehingga kemudian dihukum mati yang diputuskan 9 wali atas wewenang sulthan Demak.
5.  Melarang keras patung dan gambar manusia. Terutama sunan Giri, sehingga pada zaman kesultanan Demak tidak dijumpai peninggalan sejarah berupa patung ataupun gambar manusia. Lain hal zaman sebelum kesultanan Demak (seperti Majapahit) atau zaman setelah runtuhnya kesultanan Demak (seperti Mataram Islam), maka banyak dijumpai peninggalan sejarah berupa patung ataupun gambar manusia. Adapun gambar berwarna 9 wali sultan Demak itu tidak jelas asal-usulnya. Baru muncul belakangan yang konon katanya lukisan tersebut dibuat hanya bersandar mimpi. Sebagaimana dikemukakan oleh para pakar Sejarah.
6.  Sholat Jum'at dikerjakan ma'al umara'. Tidak tafarruq ataupun dikerjakan di banyak masjid. Sholat Jum'at hanya dikerjakan di 1 masjid yaitu masjid Demak. Sehingga 9 wali jika mengerjakan sholat Jum'at di masjid Demak. Ini sebagaimana pengamalan Nabi dan para Shahabat serta sesuai dengan Ushul As Sunnah.
7.  Wanita jarang keluar rumah dan ada syariat anak gadis menjelang dewasa dipingit dalam rumah.
8.  Adzan dikumandangkan di luar masjid dan di atas tempat yang tinggi. Tidak dikerjakan di dalam masjid sebagaimana pengamalan para Salafush Sholih.
9.  Berupaya menerapkan hukum Islam sesuai Al Qur'an dan As Sunnah. Sehingga menghukum mati syaikh Siti Jenar karena mendakwahkan kesesatan sebagaimana ajaran kaum Sufi.
10. Mengajarkan untuk zuhud terhadap dunia dan mementingkan agama. Bahkan sultan Demak tidak punya istana, tidak sebagaimana umumnya para raja yang punya istana.
11. Pergantian pemimpin yang sah diputuskan dengan cara musyawarah 9 wali. Tidak secara demokrasi.
12. Mengajarkan menutup aurat, laki-laki pakai izar atau celana longgar setengah betis.
13. Tidak dikenal pada zaman kesultanan Demak pacaran sebelum menikah.
14. Ajaran Islam tersebar di tanah Jawa insya Allah itu semua buah dari dakwah tauhid, sehingga mampu mengalahkan semua agama di tanah Jawa.
15. Beragam bid'ah banyak bermunculan dan tercatat pada masa kerajaan Mataram Islam dan bukan kesulthanan Demak Bintoro. Seperti perayaan 1 Muharram (1 Suro), gamelan, tradisi anjangsana dan halal bi halal, perayaan maulid Nabi dsb.
16. Setelah runtuhnya kesultanan Demak dan bermunculan bid'ah. Terutama setelah ganti generasi dan sunan Giri telah wafat, maka kaum putihan mulai banyak yang diperangi dan dibunuh kaum abangan sehingga menjadi minoritas.
17. Tak ada ulama Ahlus Sunnah yang hidup sejaman yang men-jarh 9 wali kesulthanan Demak atau menghukumi sebagai ahlul bid'ah.
18. Tidak ada nukilan 9 wali sulthan Demak beraqidah Asy'ariyah. Andai terbukti beraqidah Asy'ariyah pun, maka tak bisa langsung dihukumi sebagai ahlul bid'ah selama tidak ada yang iqomatul hujjah dan bayan hujjah. Sebagaimana imam An Nawawi ataupun Ibnu Hajar rahimahullah.
19. Syair Tombo Ati yang masyhur isinya benar, tidak menyimpang dan mencocoki kalam ulama Ahlus Sunnah.

الحسن بن علويه قال: سمعت يحيى بن معاذ يقول: دواء القلب خمسة أشياء، قراءة القرآن بالتفكر، وخلاء البطن وقيام الليل، والتضرع عند السحر، ومجالسة الصالحين. (كتاب صفة الصفوة ٢\٢٩٣  - ابن الجوزي)

     Imam Yahya bin Mu’adz berkata :

دَوَاءُ اْلقَلْبِ خَمْسَةُ أَشْيَاءٍ، قِرَاءَةُ اْلقُرْآنِ بِالتَّفَكُّرِ، وَخَلاَءُ اْلبَطْنِ وَقِيَامُ اللَّيْلِ، وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحَرِ، وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِينَ

"Obat keras hati itu ada lima perkara, yakni (1) membaca Al-Qur’an sembari merenungi maknanya (tafakkur), (2) mengosongkan perut (puasa), (3) mendirikan shalat malam, (4) at-tadhorru'/merendahkan diri (berdzikir) di waktu sahur), dan (5) berkumpul dengan orang-orang shalih." (lihat Shifatush Shofwah 2/293)

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين




Tiada Maksud Untuk Meramal Ataupun Menebak Isi Hati Orang Lain. Ini benar ataukah tidak?


 
Tiada Maksud Untuk Meramal Ataupun Menebak Isi Hati Orang Lain. Ini benar ataukah tidak?


Jika kita mencintai orang karena Allah, insya-Allah orang tersebut umumnya juga akan mencintai kita karena Allah..

Jika di hati kita membenci seseorang karena Allah, insya-Allah umumnya orang tersebut juga akan membenci kita sebesar kadar kebencian kita. 

Jika di hati kita membenci orang kafir, orang Syiah, orang jam'iyyah aswaja/salafiyyah, dukun ataupun ahlul ahwa', maka umumnya merekapun juga membenci kita. Semakin besar rasa kebencian di hati kita, maka umumnya semakin besar pula rasa benci mereka terhadap kita..

Jika di hati kita tidak bisa membenci seseorang (shahabat) walau berselisih dengan kita, insya Allah itu pertanda orang tersebut sebenarnya juga tidak membenci kita..

Silahkan tanya kepada hatimu secara jujur, siapa orang-orang yang kamu cintai dan kamu benci?

Orang-orang yang kamu cintai di hatimu insya-Allah umumnya mereka juga mencintaimu. Sebaliknya siapa-siapa yang kamu benci di hatimu, maka umumnya mereka pun juga membencimu.

Insya-Allah itu semua termasuk keajaiban hati yang bisa menilai.. tanpa perlu kita bertanya kepada yang bersangkutan terkait cinta dan benci.

Itu sebabnya jika di dalam hati kita jujur mencintai Allah secara murni dan benar, maka Allah pun niscaya juga mencintai kita..


والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.


Senin, 27 Mei 2024

Benarkah Nabi Muhammad ﷺ Dan Para Shahabat Mengajarkan Ibadah Dengan Menyanyi ?


 

Benarkah Nabi Muhammad ﷺ Dan Para Shahabat Mengajarkan Ibadah Dengan Menyanyi ?

Dzikir dinyanyikan.. Shalawat dinyanyikan.. Do'a pun juga dinyanyikan bagai Penyanyi

■  Apa ada dalil Nabi Muhammad dan para Shahabat mengajarkan ibadah dengan menyanyi?
■  Apa imam Abu Hanifah, imam Malik, imam Asy Syafi'i dan imam Ahmad mengajarkan ibadah dengan menyanyi?
■  Tidak tahukah kalian agama apa yang mengajarkan ibadah dengan menyanyi.?

     Padahal Nabi ﷺ bersabda :

من تشبه بقوم فهو منهم

"Siapa saja yg menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka." (HR. Abu Daud. shahih)

عن عوف بن مالك رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا : إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ وَ سَفْكَ الدَّمِ وَ بَيْعَ الْحُكْمِ وَ قَطِيْعَةَ الرَّحْمِ وَ نَشْوًا يَتَّخِذُوْنَ الْقُرْآنَ مَزَامِيْرَ وَ كَثْرَةَ الشُّرَطِ

     Dari Auf bin Malik rodhiAllahu 'anhu berkata Rasulullah ﷺ bersabda : "Aku khawatir atas kalian enam perkara: (1) imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), (2) menumpahkan darah, (3) jual beli hukum, (4) memutuskan silaturahim, (5) anak-anak muda yang menjadikan Al Qur'an sebagai seruling-seruling (persis suara nyanyian), dan (6) banyaknya algojo (yang zhalim)" (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabiir 18/57 no 105. Hadits shahih)

ﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ‏«ﺍﻟْﻐِﻨَﺎﺀُ ﻳُﻨْﺒِﺖُ ﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐِ‏» ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ ‏(٤٩٢٧).

     Shahabat Abdullah bin Mas’ud radiyaallahu 'anhu berkata : “Menyanyi akan menumbuhkan kemunafikan dalam hati “. (HR. Abu Dawud 4927‏)

Selasa, 30 April 2024

Cinta Itu Butuh Bukti



 

Cinta Itu Butuh Bukti


     Cinta bukanlah hanya klaim semata, tapi dengan bukti. Di antara bentuk cinta pada Nabi ﷺ adalah ittiba’ (mengikuti), taat, dan berpegang teguh pada petunjuknya. Karena ingatlah, ketaatan pada Nabi ﷺ adalah buah dari kecintaan. Penyair Arab mengatakan:

لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقاً لَأَطَعْتَهُ إِنَّ المُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْعٌ

“Sekiranya cintamu itu benar, niscaya engkau akan menaatinya. Karena orang yang mencintai tentu akan menaati orang yang dicintainya.”

     Cinta pada Nabi ﷺ bukanlah dengan melatunkan nasyid (menyanyi) atau pun syair yang indah, namun enggan mengikuti Sunnah beliau. Hakikat cinta pada Nabi ﷺ adalah dengan mengikuti (ittiba’) setiap ajarannya dan menaatinya. Semakin seseorang mencintai Nabinya, maka dia juga akan semakin menaatinya. Dari sinilah sebagian Salaf mengatakan:

لهذا لما كَثُرَ الأدعياء طُولبوا بالبرهان ,قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمْ اللَّهُ

“Tatkala banyak orang yang mengklaim mencintai الله, mereka dituntut untuk mendatangkan bukti. الله Ta’ala berfirman (yang artinya): ”Katakanlah : Jika kamu (benar-benar) mencintai الله, ikutilah aku, niscaya الله mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. الله Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31)

     Seorang ulama mengatakan:

لَيْسَ الشَّأْنُ أَنْ تُحِبَّ وَلَكِن الشَّأْنُ أَنْ تُحَبْ

“Yang terpenting bukanlah engkau mencintai-Nya. Namun yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa dicintai-Nya.


Cinta Palsu

Engkau Bilang Cinta Kepada Nabi Tapi Engkau Benci Sunnahnya?? Cintamu Palsu...!!

     Rasulullah bersabda :

فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

"Barangsiapa membenci Sunnahku, maka ia bukan golonganku." (HR. Bukhari & Muslim)

     Salah seorang Khulafa’ur Rasyidin dan manusia terbaik setelah Nabi ﷺ, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ

“Tidaklah aku biarkan satu pun yang Rasulullah ﷺ amalkan kecuali aku mengamalkannya, karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” (HR. Abu Daud no. 2970. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa atsar ini Shahih)

     Itulah saudaraku, di antara bukti seseorang mencintai Nabinya ﷺ, yaitu dengan menaati, mengikuti, dan meneladani setiap ajarannya.

Selasa, 16 April 2024

Hari Raya 'Idul Abror ( 8 Syawwal ) Bukan Ajaran Nabi ﷺ Dan Para Shahabat



 

Hari Raya 'Idul Abror ( 8 Syawwal ) Bukan Ajaran Nabi ﷺ Dan Para Shahabat


     Hari raya dalam Islam telah ditentukan syari’at, tidak boleh ditambah dan dikurangi, bahkan semua tradisi hari raya sebelum Islam tidak boleh dilestarikan. Barangsiapa menambah-nambah atau mengada-adakan hari raya atau hari peringatan selain yang ditentukan syari’at maka ia telah melampaui batas dalam agama.

➡ Rasulullah bersabda,

إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا

“Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha)

➡ Shahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Ketika Rasulullah mendatangi kota Madinah, para Shahabat memiliki dua hari raya yang padanya mereka bersenang-senang. Maka beliau bersabda: Dua hari apa ini? Mereka menjawab: Dua hari yang sudah biasa kami bersenang-senang padanya di masa Jahiliyah. Maka Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu 'Idul Adha dan 'Idul Fithri.” (HR. Abu Daud, Shahih Abi Daud : 1039)

     Dari dua hadits tersebut menununjukkan bahwa penentuan hari raya harus berdasarkan dalil, hari raya apa pun yang tidak berdasarkan dalil maka termasuk perkara mengada-ada dalam agama (bid'ah). Dan diantara hari raya bid’ah tersebut adalah Idul Abror (hari raya orang-orang baik), yang dikenal di negeri kita dengan istilah “Hari Raya Ketupat”.

     Hari raya ini awalnya dikhususkan bagi mereka yang berpuasa sunnah 6 hari di bulan Syawwal, walau di hari-hari ini, puasa sunnah tersebut sudah hampir dilupakan dan tidak diamalkan, namun hari raya bid’ahnya tetap dirayakan, bahkan umumnya disertai dengan berbagai kemungkaran.

➡ Demikianlah, apabila bid’ah diada-adakan, maka sunnah akan hilang. Al-Imam Hasan bin ‘Athiyyah rahimahullah berkata,

ما ابتدع قوم بدعة في دينهم إلا نزع الله عنهم من سنتهم مثلها ثم لا يعيدها إليهم إلى يوم القيامة

“Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama, kecuali Allah akan mengangkat sunnah yang semisalnya dari mereka, dan tidak mengembalikannya sampai hari kiamat.” (lihat Al-Hilyah, 6/73)

➡ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وأما اتخاذ موسم غير المواسم الشرعية كبعض ليالي شهر ربيع الأول التي يقال: إنها ليلة المولد، أو بعض ليالي رجب، أو ثامن عشر ذي الحجة، أو أول جمعة من رجب، أو ثامن شوال الذي يسميه الجهال عيد الأبرار: فإنها من البدع التي لم يستحبها السلف، ولم يفعلوها. والله سبحانه وتعالى أعلم

"Adapun membuat musim tertentu (untuk ibadah dan hari raya) selain musim-musim yang ditetapkan oleh syari’at seperti menjadikan sebagian malam bulan Rabi’ul Awwal yang dinamakan malam “Maulid”, atau sebagian malam di bulan Rajab, atau hari kedelapan Dzulhijjah, atau Jum’at pertama di bulan Rajab, atau hari kedelapan bulan Syawwal yang dinamakan oleh orang-orang bodoh dengan Idul Abror (Hari Raya Ketupat), maka semua itu termasuk bid’ah yang tidak disunnahkan oleh As Salaf (Rasulullah dan Shahabat) dan mereka tidak mengamalkannya. Wallaahu subhaanahu wa ta’ala a’lam". (Lihat Majmu’ Al-Fatawa, 25/298.)


Malam Rabu, 8 Syawwal 1445 H / 17-04-2024




Senin, 26 Februari 2024

Memberi Hadiah Pernikahan


 

Memberi Hadiah Pernikahan


     Saling memberi hadiah hukumnya dianjurkan (sunnah). Rasulullah bersabda :

تَهَادَوْا تَحَابُّوا

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, karena hal itu akan membuat kalian saling mencintai.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro 6/169, hasan)

     Seorang penyair Arab menyatakan dalam sebuah sya’ir:

هدايا الناس بعضهم لبعض تولد في قلوبهم الوصال

"Hadiah yang diberikan oleh sebagian orang kepada yang lain bisa menumbuhkan rasa saling mencintai di hati mereka."

     Sehingga jika ada orang yang mengundangku pada acara pernikahannya maka kadang diriku memberi hadiah mushaf Al Qur'an dan terjemahan, mushaf Al Qur'an, buku-buku Islami, susu, tabung elpiji, madu dst. Kadang juga ada yang kuberi paketan madu dan minyak zaitun seperti foto dibawah ini. Kadang hadiah kuberikan pada saat acara, kadang setelah acara dan kadang beberapa hari sebelum acara.


     Adapun tradisi mewajibkan "buwohan" itu bukan termasuk ajaran Nabi Muhammad ﷺ dan para Shahabat. Sedang syarat diterima amalan yaitu (1) Ikhlas karena Allah dan (2) Ittiba' (mengikuti tuntunan Nabi ﷺ).


Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ?

  Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ? ✍🏻 قال الإمام الشافعي رحمه الله : وأحب كثرة الصلاة على...