Jumat, 01 Juli 2022

LOYAL DAN BENCI KARENA ALLAH VS HAWA NAFSU (tulisan bagian 3)


Bab IX. Syubhat dan Bantahannya


1. Argo cs berkata: "Aku bukan anakmu, jangan minta aku patuh kepadamu."
Bantahan:
(1) Amar ma'ruf nahi munkar itu wajib bukan hanya ditujukan kepada anak kita saja tapi terhadap siapapun yang berbuat mungkar, termasuk kepada raja atau pun kepada penguasa jika memang mampu (dengan catatan tidak boleh memberontak ataupun memerangi). Perkara ini sudah sangat jelas bagi orang-orang yang jujur dan berakal sehat.
(2) Silahkan jawab dengan jujur, "kenapa ketika ada orang yang selingkuh, berzina dalam keadaan saling suka, mengkonsumsi narkoba, korupsi dll..boleh diingkari? Apa yang boleh mengingkari hanya ibu bapak si pelaku saja???"
(3) Ketahuilah orang sengaja meninggalkan sholat tanpa udzur itu dosanya lebih besar dan hina daripada dosa zina ataupun selingkuh. Jika ada orang zina atau selingkuh saja banyak yang mengingkari keras, kenapa orang yang meninggalkan sholat dianggap hal biasa dan tidak boleh diingkari.??
(4) ketika orang bermaksiat maka orang tersebut berarti patuh ajakan syaithon, apa syaithon lebih berhak untuk ditaati daripada memenuhi ajakan orang yang mengajak taat kepada Allah??
Ini termasuk kedunguan dan kedustaan syaithon pak Jenggot cs.
2. Syubhat: "Menjadi orang itu jangan menyelisihi umume wong karena kita hidup bermasyarakat. Jika waktunya sekolah maka sekolah. Jika waktunya khitan maka khitan. Jika waktunya menikah maka menikah. dst."
Bantahan:
(1) Agama Allah itu dibangun di atas dalil sesuai pemahaman Salaful Ummah dan tidak mengikuti umumnya orang ataupun persangkaan semata. Allah berfirman:

وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ 

"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." (QS. Al An'am:116).
(2) Terkait khitan itu hukumnya baru diwajibkan jika sudah baligh. Para Shahabat Nabi pun mayoritas khitan menjelang baligh dan tidak mengadakan walimah khitan ataupun buwohan. Dan khitan itu insya Allah tidak diwajibkan bagi orang yang lahir dalam keadaan sudah terkhitan atau semisal. Jika memang sudah tidak ada bagian yang perlu dikhitan, bagian mana yang mau dikhitan??
(3) Jika mereka memang jujur dengan prinsipnya..ketika sudah waktunya sholat Jum'at, waktunya membaca Al Qur'an, waktunya sholat 5 waktu, waktunya amar ma'ruf nahi mungkar dst, kenapa tidak segera dikerjakan.??? padahal sudah wayahe.
(4) Dalam ilmu sosiologi pun mengakui bahwa agama termasuk unsur budaya. Sebaliknya budaya bukan unsur dari agama. Karena agama merupakan segala sesuatu yang didapat atau bersumber dari Al Kholiq, sedangkan kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diciptakan atau produk (cipta, rasa, karsa) dari manusia (makhluq). Sehingga ketika ada pertentangan maka agama Islam yang bersumber dari Al Kholiq itu lebih berhak dan wajib didahulukan daripada budaya/adat yang diciptakan atau produk (cipta, rasa, karsa) dari makhluq.
3. Syubhat Argo cs berkata:
 
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Bantahan: Jangan memahami ayat mengikuti hawa nafsu. Ketahuilah ayat tersebut itu bukan dalil larangan untuk amar ma'ruf nahi munkar. Tapi ayat tersebut itu dalil agar kita berlepas diri dari orang-orang kafir ataupun orang musyrik yang mengajak berbuat syirik.
4. Syubhat pak Jenggot cs berkata: "ini bukan urusanmu!"
Bantahan:
(1) pak Jenggot cs mengatakan hal itu mendapat wahyu dari mana? Apa dari syaithon??
(2) Ketahuilah ucapan Nabi lebih berhak kita taati daripada ucapan syaithon dungu dan menyesatkan semisal pak Jenggot cs. Sedang Nabi yang mendapat wahyu dari Allah dalam sebuah hadits:

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rosulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Keterangan hadits
- man ro-a: siapa yang melihat, maknanya adalah siapa yang mengetahui, walaupun tidak melihat secara langsung, bisa jadi hanya mendengar berita dengan yakin atau semisalnya.
- munkaron: segala yang dilarang oleh Allah dan Rosul-Nya shollallahu ‘alaihi wa sallam, pelakunya diingkari untuk melakukannya. Kemungkaran di sini disyaratkan: (1) jelas kemungkaran yang disepakati oleh pihak yang mengingkari dan yang diingkari; atau (2) orang yang diingkari punya hujah yang lemah.
- minkum: yang dilihat dari kaum muslimin yang sudah mukallaf (yang sudah dikenai beban syariat).
- fal-yughok yyirhu biyadihi: maka hendaklah mengubah dengan tangannya. Contoh, seseorang yang punya kuasa–misal: ayah pada anak–, ia melihat anaknya memiliki alat musik (tentu tidak boleh digunakan), maka ayahnya menghancurkannya.
- fainlam yas-tathi’ fa bi lisaanih: jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Yang mengingkari tetap bersikap hikmah dengan tetap melarang. Mengingkari dengan lisan termasuk juga mengingkari dengan tulisan.
fabi-qolbihi: mengingkari dengan hatinya, yaitu menyatakan tidak suka, benci, dan berharap tidak terjadi.
- adh‘aful imaan: selemah-lemahnya iman, yaitu menandakan bahwa mengingkari dalam hati itulah selemah-lemahnya iman dalam mengingkari kemungkaran. Sehingga jika hatinya tidak mengingkari kemungkaran maka menandakan tiada iman (bisa kafir).
(3) Imam Ahmad berkata, "Manusia itu membutuhkan sikap lemah lembut (mudaaroh) dan lemah lembut ketika diingatkan pada kebaikan dan kemungkaran. Hal yang dikecualikan adalah orang yang terang-terangan dalam kefasikan, maka ia tidak dimuliakan.."
(4) Para salaf mengatakan, telah disepakati bahwa amar ma’ruf nahi mungkar itu wajib bagi insan. Namun wajibnya adalah fardhu kifayah, hal ini sebagaimana jihad dan mempelajari ilmu tertentu serta yang lainnya. Yang dimaksud fardhu kifayah adalah jika sebagian telah memenuhi kewajiban ini, maka yang lain gugur kewajibannya.
(5) Setiap rosul yang Allah utus dan setiap kitab yang Allah turunkan, semuanya mengajarkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Yang dimaksud ma’ruf adalah segala istilah yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah.
Yang dimaksud mungkar adalah segala istilah yang mencakup segala hal yang dibenci dan dimurkai oleh Allah.
(6) Meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar adalah sebab datangnya hukuman dunia sebelum hukuman di akhirat. Janganlah menyangka bahwa hukuman meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar bukan hanya menimpa orang yang zholim dan pelaku maksiat, namun boleh jadi juga menimpa manusia secara keseluruhan.


Bab X. Allah Hakim yang paling adil dan tidak mungkin salah.

     Allah Ta'ala berfirman:

[  ] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rosul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rosul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).
     Allah berfirman:

وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيْهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبِّيْ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُۖ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ 

"Dan apa pun yang kamu perselisihkan padanya tentang sesuatu, maka keputusannya (terserah) kepada Allah. (Yang memiliki sifat-sifat demikian) itulah Allah Robb-ku. Kepada-Nya aku bertawakkal dan kepada-Nya aku kembali." (QS. Asy Syuro: 10).
Allah Ta'ala berfirman:

  قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ ࣖ

"Dia berkata, “Ya Robb-ku, berilah keputusan dengan adil. Dan Robb kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.”  (QS. An Anbiya':112).
     Allah Ta'ala berfirman:

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ

"Bukankah Allah hakim yang paling adil?" (QS. At Tin: 8).
     Ayat terakhir surah At-Tin (ayat 8), yang artinya adalah “Bukankah Allah hakim yang paling adil?” sudah pasti tentu, setelah adanya keterangan - keterangan (bukti) tersebut dari surah At-Tin ayat 4, 5, 6, dan 7, Allah adalah hakim yang sangat-sangat adil di dunia dan maupun di akhirat, dibandingkan dengan hakim manusia. Allah sudah menciptakan kita dengan bentuk yang sebaik baiknya, Allah akan mengembalikan makhluk-Nya ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) bagi orang yang tidak taat kepada-Nya, dan Allah tidak akan mengembalikan makhluk-Nya ke neraka bagi orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan.
Dan pengadilan yang paling adil adalah nanti di Akhirat, khususnya pada saat hari perhitungan yaitu (Yaumul Hisab) tidak akan ada seorang pun yang bisa mendustakan Allah saat itu. Jadi sudah pasti Allah adalah hakim yang paling adil baik di dunia maupun di Akhirat.
    Allah juga sebaik-baik pemberi balasan karma (amal)..karma baik ataupun karma buruk di dunia ataupun di Akhirat. Dialah Allah 'Azizun Hakim. Laa haula wa laa quwwata illa billah.



Penutup


     Allah Azza Ta'ala berfirman:

قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

"Allah berfirman, "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang shodiq dari kejujuran mereka. Bagi mereka Jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho terhadap Allah. Itulah kemenangan yang agung." (QS. 5 Al-Maidah: 119).

     Imam Muhammad bin Ali asy-Syaukany rohimahullah berkata:

«إن الباطل وإن ظهر على الحق في بعض الأحوال وعلاه، فإن الله سيمحقه ويبطله ويجعل العاقبة للحق وأهله»

"Sesungguhnya kebathilan walaupun mengalahkan kebenaran pada sebagian keadaan dan mengunggulinya, maka sesungguhnya Allah pasti akan melenyapkan dan menghancurkannya serta menjadikan kesudahan yang baik bagi kebenaran dan orang-orang yang mengikutinya."

رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ

"Ya Robb-ku, berilah keputusan dengan adil. Dan Robb kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kalian katakan.”

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين





Jum'at, 1 Dzulhijjah 1443/01-07-2022 M



Hazim Al Jawiy








Catatan untuk Argo:
(1) tulisan ini boleh ditanyakan kepada bapak menteri Agama,
(2) tulisan ini boleh dituntut di pengadilan,
(3) Argo dan pak Jenggot cs boleh minta bantuan para kyai ataupun para ustadz Salafiyyah untuk membantah tulisan ini jika memang sanggup untuk membantahnya,
(4) Argo dan pak Jenggot cs silahkan jika ingin membuat tulisan serupa,
(5) sebagai mukmin insya Allah diriku selalu ridho untuk berhakim kepada Allah 'Azizun Hakim..yang Maha Benar, Maha Adil dan tidak mungkin salah..di dunia ataupun Akhirat.
(6) terkait Argo sakit hati, insya Allah dia kuizinkan untuk qishosh/membalas sakit hatinya 1 jam/hr sampai sakit hatinya hilang. Misal sampai 7 th ke depan tiada masalah..insya Allah aku akan bersikap menjadi pendengar yang baik.
(7) Insya Allah sebagai bukti aku marah/mencela Argo karena Allah..jika Argo butuh bantuan, selama tiada udzur syar'i insya Allah aku akan tetap bersedia bantu.
     Setiap Taqdir Allah insya Allah terdapat hikmah yang Agung dan Sempurna..wa Alhamdulillah.


Tammat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ?

  Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ? ✍🏻 قال الإمام الشافعي رحمه الله : وأحب كثرة الصلاة على...