"Balasan Sesuai Dengan Amalan" ( الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ )
Meluruskan Terhadap Keyakinan "Karmaphala"
Perlu kita pahami keyakinan tentang "Balasan Amalan" atau kaidah (الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ "Balasan Sesuai Dengan Amalan") itu ada perbedaan dengan "Karmaphala" (yang berasal dari dua kata yaitu karma (=amal perbuatan/aksi) dan phala (=buah/hasil). Karmaphala berarti "buah dari perbuatan") yang dipahami ajaran agama lain sebagaimana juga terkait perkara puasa, syaithan, Jannah (Surga) ataupun Neraka.
Allah itu Maha Adil. Maaliki Yaumid diin, Pemilik Hari Pembalasan kelak. Jika ada yang berkhianat kepada kita, pasti akan ada hukuman yang sangat adil oleh Al-Maalik di akhirat besok. Allah Ta’ala berfirman :
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ
“ Dan janganlah sekali-kali engkau( Muhammad ) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim…..” (Q.S. Ibrohim 42)
Banyak dalil yang menyebutkan tentang kaidah ini (الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ ), baik dari Al-Quran maupun hadis Nabi ﷺ. Nabi ﷺ bersabda :
مَنْ ضَارَّ أَضَرَّ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ شَاقَّ شَقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barang siapa yang memberikan mudarat kepada orang lain, maka Allah akan memberikan mudarat kepadanya. Barang siapa yang memberikan kesulitan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberikan kesulitan kepadanya.” (HR. Ahmad no. 15755, Abu Dawud no. 3635, At-Tirmizi no. 1940 dan Ibnu Majah no. 2342, dihasankan oleh Al-Albani.)
Begitu juga hadis riwayat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda :
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah ﷻ, niscaya Dia akan menjagamu.” (HR. Ahmad no. 2803 dan At-Tirmizi no. 2516, disahihkan oleh Al-Albani.)
Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata :
قَالُوا وَقَدْ دَلَّ الْكِتَاب وَالسُّنَّة فِي أَكْثَر مِنْ مِائَة مَوْضِع عَلَى أَنَّ الْجَزَاء مِنْ جِنْس الْعَمَل فِي الْخَيْر وَالشَّرّ كَمَا قَالَ تَعَالَى (جَزَاء وِفَاقًا) أَيْ وَفْق أَعْمَالهمْ وَهَذَا ثَابِت شَرْعًا وَقَدْرًا
“Mereka (para ulama) berkata bahwasanya Al-Quran dan As-Sunah telah menunjukkan lebih dari seratus dalil yang menerangkan bahwa balasan sesuai dengan perbuatan di dalam perkara kebaikan maupun dalam perkara keburukan. Sebagaimana firman Allah, ‘Sebagai pembalasan yang setimpal’, maksudnya sesuai dengan amal perbuatan mereka. Dan ini valid berdasarkan syariat maupun takdir (kenyataan).” (lihat ‘Aun Al-Ma’bud wa Hasyiyah Ibnu Al-Qayyim, (12/176).)
Di samping itu, sudah menjadi kenyataan yang terjadi, di mana membuktikan betapa seringnya Allah menunjukkan kaidah ini di realitas kehidupan manusia. Apabila seseorang yakin dengan kaidah ini, maka dia akan terpacu untuk melakukan amalan saleh. Karena dia mengetahui adanya kaidah yang berlaku bahwa الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ ‘Balasan sesuai dengan perbuatan’. Begitu pun sebaliknya, apabila dia ingin melakukan kezaliman dan perbuatan kemaksiatan, maka dia akan berhenti dari perbuatannya, sebab dia tahu kaidah ini akan berlaku.
Di antara tujuan penyebutan kaidah ini adalah untuk membuat kita yakin bahwa kaidah tersebut adalah aturan Allah yang berlaku. Kaidah yang menjadi hukum sebab akibat, di mana Allah tidak menyelisihi aturan-Nya tersebut sekaligus tidak akan mengubah aturan tersebut. Kaidah ini bukanlah omong kosong, namun kaidah yang sesuai dengan Al-Quran, As-Sunah dan sesuai dengan realitas atau kenyataan yang sudah terjadi, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karenanya, seseorang yang meyakini kaidah ini, maka dia akan lebih waspada dan semangat dalam beramal shalih dan merasa khawatir untuk melakukan kemaksiatan.
Kaidah ini merupakan konsekuensi dari sifat Maha Adil Allah, yaitu Allah akan memberi balasan sesuai dengan perbuatan. Allah Ta'ala berfirman :
اَمْ حَسِبَ الَّذِيْنَ اجْتَـرَحُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ نَّجْعَلَهُمْ كَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَا تُهُمْ ۗ سَآءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
“Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu.” (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 21)
جَزَاءً وِفَاقًا
“Sebagai pembalasan yang setimpal.” (QS. An-Naba’: 26)
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 60)
وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُون
“Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml: 50)
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا . وَأَكِيدُ كَيْدًا
“Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat. Dan Aku pun membuat rencana (tipu daya) yang jitu.” (QS. Ath-Thariq: 15-16)
نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ
“Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula).” (QS. At-Taubah: 67)
فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ
“Maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka.” (QS. At-Taubah: 79)
إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu.” (QS. Muhammad: 7)
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ
“Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” (QS. Al-Hajj: 40)
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS. Al-Zalzalah :7-8)
Ayat-ayat yang menerangkan tentang ini banyak sekali dan tidak butuh pengamatan lebih dalam, karena mudah untuk memahaminya. Tipuan dibalas dengan tipuan, makar dibalas dengan makar dan pertolongan dibalas dengan pertolongan pula, sehingga semuanya bisa dipahami dengan mudah. Demikian juga di dalam hadits-hadits Nabi ﷺ. Dari Sahl bin Sa’d berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda :
تَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ،
“Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesuai yang engkau kehendaki, maka sesungguhnya engkau akan diberi balasan dengannya.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921. Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadis ash-Shahihah 2/483).
Demikianlah beberapa dalil tentang kaidah ini,الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَل “Balasan sesuai dengan perbuatan.” Oleh karenanya, terdapat riwayat dari seorang tabi’in murid dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, yaitu Sa’id bin Jubair. Ketika dia akan dibunuh oleh Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi, maka Al-Hajjaj berkata kepadanya :
اخْتَرْ أَيَّ قِتْلَةٍ تُرِيْدُ أَنْ أَقْتُلَكَ؟
“(Wahai Sa’id), pilihlah bentuk kematian yang kau inginkan agar aku membunuhmu dengan caraku tersebut?”
Al-Hajjaj mengancamnya, hingga Sa’id bin Jubair menjawab dengan berkata :
اخْتَرْ لِنَفْسِكَ يَا حَجَّاجُ، فَوَاللهِ مَا تَقْتُلُنِي قِتْلَةً، إلَّا قَتَلْتُكَ قَتْلَةً فِي الآخِرَة
“Justru pilihlah (cara kematian) untuk dirimu wahai Hajjaj. Demi Allah, engkau tidak akan membunuhku dengan satu cara kematian yang engkau inginkan, melainkan aku juga akan membunuhmu dengan satu cara kematian di akhirat.” (lihat Siyar A’lam An-Nubala’, 5/188.)
Artinya ‘dengan cara apa pun engkau membunuhku, maka kelak pada hari kiamat Allah ﷻ akan membalas dengan cara pembunuhan tersebut’. Ini termasuk penerapan dari kaidah الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ ‘Balasan sesuai dengan perbuatan’. Wa Allahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar