Jumat, 15 September 2023

Hadits Palsu : “Barangsiapa Mengagungkan Hari Kelahiranku…”





 

Hadits Palsu : “Barangsiapa Mengagungkan Hari Kelahiranku…”


Jika Tanggal Kelahiran Nabi Diperselisihkan Dan Tak Ada Manusia yang Tahu Pasti..Bagaimana Mungkin Perayaan Ulang Tahun/Natal Nabi/Maulid Nabi Disyariatkan.??


     Terdapat hadits yang tersebar yang dianggap sebagai dalil untuk merayakan maulid (hari kelahiran) Nabi . Berikut hadits palsu tentang Maulid Nabi Muhammad yang tidak dijumpai dalam kitab-kitab induk hadits :

(1) Tentang Imbalan Memeroleh Gunung Emas

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِي كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِي مَوْلِدِي فَكَأَنَّمَا أَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَهَبٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ.

Nabi bersabda: “Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafa’at kepadanya kelak pada hari kiamat. Dan barang siapa mendermakan satu dirham di dalam menghormati hari kelahiranku, maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di jalan Allah’.”

(2) Ucapan Abu Bakar tentang Pendamping di Surga

من انفق درهما فى مولد النبى صلى الله عليه وسلم كان رفيقى فى الجنه

“Siapa yang menginfaqkan satu dirham dalam maulid Nabi , maka ia akan menjadi pendampingku di surga.”

(3) Ucapan Umar bin al-Khattab tentang Menghidupkan Islam

من عظم مولد النبى صلى الله عليه وسلم فقداحيا الا سلام

“Siapa yang mengagungkan Maulid Nabi , maka ia benar-benar telah menghidupkan Islam.”

(4) Ucapan Utsman bin Affan tentang Seolah Syahid dalam Perang

من انفق درهما فى فراءة مولد النبى صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد يوم وقعة بدر و حنين

“Barang siapa yang menginfaqkan satu dirham untuk membaca maulid Nabi , maka seakan akan ia syahid dalam perang Badar dan Hunain.”

(5) Ucapan Ali bin Abi Thalib tentang Mengagungkan Maulid Nabi

من انفق درهما فى قراءة مولد النبى صلى الله عليه وسلم لا يخرج من الدنيا الا با لايمان

“Barang siapa mengagungkan maulid Nabi , maka ia tidak akan meninggalkan dunia, kecuali dengan Iman.”

     Maka sebagai tanggapan, kita katakan :

(1)  Setahu kita redaksi hadits di atas tidak termuat dalam kitab-kitab induk hadits maupun kitab-kitab mu’tabarah (standar ilmiah) lainnya.. Dengan kata lain, hadits tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi ini tidak ditemukan dalam kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah. Bahkan tidak terdapat pula dalam Musnad Ahmad, Al Muwaththa’ Imam Malik dan Sunan Ad Darimi.

(2)  Sekiranya Hadis tersebut pernah disabdakan oleh Rasulullah , maka para ulama akan memasukkannya ke dalam kitab-kitab mereka. Setidaknya, jika hal itu memang pernah ada, maka akan ada juga catatan yang menjelaskan bahwa para sahabat Nabi, Tabi’in, dan ulama salaf (ulama klasik) pernah mengamalkan Hadis tersebut. Namun ternyata hal ini juga tidak pernah ditemukan. Karenanya dalam catatan sejarah tidak ada seorang pun dari ulama yang mengamalkannya, sebab Rasulullah memang tidak pernah mensabdakan Hadits tersebut.

(3)  Ditinjau dari kajian ilmu riwayat, Hadis tersebut tidak memiliki sanad. La sanada lahu, Tidak adanya sanad menjadikan Hadis ini bermasalah, lemah tidak memiliki dasar yang jelas. Dalam hal ini, benar penuturan Ibnu Sirin dan Ibn al-Mubarak yang menyebutkan;

قَالَ مُحَمَّدُ بْنِ سِيْرِيْنَ: إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِيْنٌ فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْا دِيْنَكُمْ— قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنِ الْـمُبَارَكِ: اَلْإِسْنَادُ مِنَ الدِّيْنِ لَوْلَا الْإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ

Muhammad bin Sirin berkata: “Ilmu (sanad) ini adalah (bagian dari) agama, maka perhatikanlah dari siapa ia mengambil agamanya.”— Abdullah bin al-Mubarak berkata: Sanad adalah bagian dari agama, kalau bukan karena sanad, orang akan berkata seenaknya saja.”
Sehingga kemudian Hadits seperti di atas dalam kajian ilmu Hadits disebut sebagai Hadits yang la ashla lahu atau laisa lahu ashl (tidak ada dasarnya). Hadits-hadits yang la ashla lahu seperti ini, tidak bisa dibenarkan karena tergolong sebagai Hadits maudhu’ (palsu).

(4)  Kalau dilacak dengan menggunakan takhrij hadits, riwayat ini tidak ditemukan satu pun dalam kitab induk hadits apapun. Karena tidak ditemukan, maka dalam kajian ilmu hadits biasanya ini masuk dalam kategori indikator hadits palsu. Bahkan ada keterangan dari sebagian ulama bahwa hadits ini adalah hadits palsu, dusta atas nama Nabi . Diantara Syaikh Abdullah Aljibrin. Ketika ditanya tentang hadits ini, beliau mengatakan,

هذا الحديث لا يصح، ولم يرو في أصحاب الصحيح ولا أصحاب السنن فهو مكذوب

"Hadits ini tidak shahih, tidak pernah diriwayatkan para penulis kitab shahih atau penulis kitab sunan. Hadits ini dusta."

(5) Terkait perkataan Shahabat Nabi diantaranya dengan redaksi seperti :

قَالَ عُمَرُ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه : مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِ النَّبِي ` فَقَدْ أَحْيَا الْإِسْلَامِ

Umar bin al-Khattab berkata: “Barangsiapa yang mengagungkan hari kelahiran Nabi , maka sungguh ia telah menghidupkan Islam.”

قَالَ عَلِيُّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ كرم الله وجهه: مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِ النَّبِيْ ` لَا يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا بِالْإِيْمَانِ

Ali bin Abi Thalib berkata: “Barangsiapa yang mengagungkan Maulid Nabi , maka ia tidak akan meninggalkan dunia ini kecuali dengan beriman.”

     Qaul Shahabah (perkataan Sahabat) ini juga tidak bisa diterima meski redaksinya sangat mirip dan mendukung. Sebab otentitasnya juga sangat diragukan, la ashla lahu (tidak ada dasarnya), dan tidak ada satu pun catatan yang menjelaskan ungkapan tersebut bersumber dari Sahabat ‘Umar dan ‘Ali. Maka dari itu, kualitas perkataan ini kualitasnya juga maudhu’ (palsu). Jika itu dianggap benar, maka kebenaran itu hanya kebenaran satu pihak saja, tidak bisa diterima secara jama’ dan luas.



Kesimpulan


     Hadits dan perkataan Shahabat tersebut tidak shahih dan tidak ada dasarnya "la ashla lahu" sehingga tidak bisa dijadikan hujjah karena hadits dan riwayat tersebut palsu.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ?

  Tahukah Engkau Amalan Yang Disukai Imam Asy-Syafi'i di Malam dan Hari Jumat ? ✍🏻 قال الإمام الشافعي رحمه الله : وأحب كثرة الصلاة على...